Saya ingin pelan pelan saja
menulis kisah ini. Seperti semburat jingga yang perlahan hilang dari kaki bukit
ketika kisah ini kita putuskan untuk bermula.
Berhubung saya suka hal-hal
detail, maap yak kalo bertele tele
:D*ah, biarin ah…
~P.e.R.s.i.A.p.a.n
#October, 2013
Kayaknya sih bulan itu…saya agak
lupa-lupa ingat gitu kapan tepatnya rencana ini berawal. Diawali dengan
postingan salah satu adik kelas semasa SMA tentang pendakian, sebut saja
namanya Angga *nama tidak disamarkan, haha* Usut punya usut, ternyata dia beserta
teman-temannya berencana hendak menjejakkan langkah di Merapi awal November,
otomatis lah seketika dengan mata berbinar saya komeng ingin ikut…tapi yaa, apa
daya ternyata tanggal pendakian bentrok dengan tanggal pelaksanaan tugas negara
*aih, walhasil saya mengurungkan diri belum jadi ikut.
Kemudian kemurungan saya masih
berlanjut di kicauan kicauan ringan*memang lebay :D*..dan Angga pun menawarkan
sebuah ajakan paling kece kala itu : naek Merbabu! Seketika saya bersemangat
kembali. Kicauan kami di jejaring social ternyata menyeret minat teman lain untuk
ikut mendaki, sebut saja Pak Faridl *nama juga tidak disamarkan, aaaak* Ya
sudah, bertambah lah kebahagiaan kala itu sejalan bertambahnya teman ndaki,
hitung hitung sekaligus ajang silaturahim, berhubung kami bertiga selama
bertahun tahun cukup berkomunikasi lewat dunia maya, haha. Kan keren tuh ya,
kopdarnya di jalur Merbabu :P *sambil bayangin potongan film 5 cm, heuheu*
Ohya, saat itu saya juga
berinisiatif mengajak teman kuliah saya yang memang sejak dulu nyidam pengen
ndaki. Akhirnya saya mengajak mas Andre dan dia dengan senang hati menyanggupi
untuk ikut. Baiklah, ada empat orang di tim awal ini..tinggal ngajak temen
temen perempuannya, begitu batin saya kala itu.
Oke, pertengahan November menjadi
kesepakatan awal kami kala itu untuk bersiap menuju Merbabu.
#November, 2013
>>Pekan Pertama,,
Siang itu saya sengaja mensyen
nama mereka berdua, memanggil sekaligus mengkonfirmasi ulang kepastian rencana
pendakian ini. Yah, niatnya mau sekalian mbahas tanggal naiknya juga sih karena
belum dapet waktu fix-nya.
Sore hari, Pak Faridl membalas.
Intinya, ia akan mengusahakan untuk ikut di tengah kesibukannya yang padat
merayap *saya berasa jadi pencuri waktu, hha*. Oke oke, lalu kami menunggu
balasan dari Angga. Sehari, dua hari,,dan saya lupa itu kapannya, akhirnya
Angga membalas juga dan…
Taraaaaanggg…. dengan berbagai
pertimbangan dan prioritas kepentingan, ternyata dia belum jadi ikut
membersamai rencana ini. Sempet panik juga sih, secara yang tau treknya itu ya
Angga..huhu. Hampir putus asa juga mau melanjutkan rencana ini atau tidak.
Sambil menimbang-nimbang, saya
melayangkan pesan singkat ke mas Andre : beneran yakin mau ke Merbabu atau
tidak. Dan jawabannya bikin nyesek *apelah. Mas Andre bilang kalau dia sudah
persiapan fisik lari 6 km tiap hari. Dhuaar banget, ternyata mas Andre emang
niat bener mau ndaki, hiks. Apa mau dikata, mau ga mau saya katakan kondisi
yang sebenarnya terjadi. Dan ternyata tidak mematahkan arang semangat mas Andre
untuk tetap ke Merbabu. Okeoke, saya
rada tenang hati, haha.
>>Selasa, 5 Nov’13
Saat maen ke tempat adik tingkat,
“bip..bip…” ada sms masuk.
Oh, mas Andre. Beberapa detik
memahami, emmmm… emmm… emmm… Lawu? Saya tersenyum getir saat itu. Mas Andre
menawarkan untuk putar haluan, tidak jadi ke Merbabu tapi ke Lawu karena memang
masing masing dari kami masih sangat asing dan tidak paham jalur Merbabu.
Saya putar otak. Ting! Ini adik
tingkat kan pernah ke Sindoro, kira kira dia punya teman yang tau trek Merbabu
ga yaa..oke, kemudian saya bertanya pada adik tingkat ini, sebut saja namanya Ufo,
huahaha maap yang ini nama beken :D
Saya : “Ufo, punya temen yang tau trek Merbabu kagak…?”,
Ufo : “emang kenapa mbak…?”
Saya : “Jadi begini, bla..bla..bla…(saya cerita kayak yang di atas,
hehe). Gimane?”
Ufo : “…....”
*bersambung nih yee