Hari ini semua ketakutan
menjadi semakin nyata. Waktu memang menjadi alat penjawab terbaik atas segala
resah yang selalu kita ributkan. Ketulusan yang dari awal dipertanyakan,
semakin kentara sekarang. Tidak ada hal yang terjadi secara tiba-tiba bukan? Dan
sekarang kehadiran menjadi sebuah alat untuk mengintimidasi apa yang menjadi
keyakinan selama ini.
Sudah terlalu jauh,
langkah kaki ini menapak. Sudah terlalu banyak pula pasir yang mengiris di sela
jemari. Meninggalkan logika-logika yang tak lagi berjalan semestinya hanya
karena atas nama sebuah pemberian yang seharusnya dijaga.
Life isn’t like a movie.
Jelas. Ini lebih seru daripada sekedar duduk melihat para aktor bermain peran
dan kita hanya menyumbangkan derai air mata atau sekedar ikut tersenyum melihat
kebahagiaan semu yang tercipta. Tapi memang hidup ini menyimpan begitu banyak
keindahan yang harus kita syukuri. Tak ada yang tahu dari setiap diri kita,
akan memainkan jalan cerita yang seperti apa bukan? Apakah benar seperti sebuah
drama yang penuh intrik atau seperti perasaan seorang cameo yang sedang bermain
dalam sebuah film.
Sekarang atas nama ikatan
dan keterlanjuran sebuah rasa, lalu meminta sebuah keniscayaan? Bodoh kalau
diri mengikutinya. Ingin rasanya menertawakan diri, semua yang telah tertanam
dengan pupuk kesabaran ternyata dicabut begitu saja tanpa peduli. Tak pernah
ada rasa sesal pernah menitipkan sebuah kepercayaan kepada sang asing. Namun
memang benar dan selalu benar bahwa menyandarkan sesuatu pada makhluk hanya
akan menyisakan kecewa. Dan itulah yang terjadi, apa yang dilakukan selama ini
hanyalah menabung dan meningkatkan peluang – peluang sebuah rasa, rasa yang
berlawanan dengan kebahagiaan.
Tak ada kata sakit hati,
dan semoga tak akan pernah. Karena diri belajar, bahwa setiap langkah adalah
proses bukan hasil serta merta yang tiba – tiba menimpa. Telah banyak jalan
yang ditempuh hingga kehidupan mengenal sebuah kosa kata baru bernama
perpisahan.
Harusnya bimbang dijawab
dengan kepercayaan, harusnya percaya dijawab dengan penjagaan.
Jangan pernah menyesal
mengenal orang orang yang hadir di hidup kita, karena memang benar..kita harus
mengenal orang yang belum tepat sebelum pada akhirnya kita menemukannya.
Percaya dan meyakini
dengan penuh kesungguhan dan perwujudan, bahwa Allah akan memberikan hal– hal
terbaik untuk hamba-Nya..walaupun seringkali sisi manusia kita mengatakan dan
merasakan bahwa ini perih, itu sakit, dan yang lain nestapa.
Hei, matahari masih
menunggumu dan menyambutmu dengan penuh kelembutan, mengajarkan bahwa hidupmu harus
seterang sinar dan pengabdiannya sebagai makhluk.
Hei, rembulan masih
menantimu dan melelapkan sesalmu hingga kau terbangun dalam sebuah pembaharuan.
Hei, kawan kawan masih
mengharap kehadiranmu di antara mereka, untuk saling melihat sebagai kaca, lalu
memantul cahayanya menembus batas diri di dalam jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar