Selasa, 23 Oktober 2012

peristiwa kecil


Hari ini rasanya benar benar tertonjok oleh pernyataan seorang teman :D

Kenapa harus bertele-tele berucap jika pada dasarnya apa yang kita ucapkan pun kita belum mampu memaknai substansinya. Banyak hal yang masih mengganjal dalam benak saya ketika dihadapkan pada posisi sebagai seorang calon pendidik. Ganjalan itu berupa ketakutan yang teramat besar jika kehadiran saya sebagai sosok guru tidak mampu memberikan manfaat untuk anak – anak kelak.

Ketika awal saya memutuskan untuk ingin menjadi seorang guru, saat itu pikiran saya masih teramat dangkal. Angan-angan seorang manusia yang belum memasuki fase berpikir, mendorong saya terhadap “pemikiran dangkal” tentang seorang guru. Ketika itu yang terlintas adalah keuntungan semata bahwa ketika saya memilih jalan ini maka saya juga tidak akan meninggalkan tugas saya yang paling terpenting menjadi seorang madrasah utama bagi anak – anak saya kelak.

Namun saat ini semua terasa terbentur. Dalam perjalanannya, saya dipertemukan dengan teman – teman yang sangat membawa perubahan terhadap pola pikir saya selama ini. Ada kalanya mereka yang notabene bukan seorang mahasiswa kependidikan, tetapi passion dan kepedulian mereka terhadap dunia pendidikan membuat saya teramat iri. Mereka lebih semangat berinovasi dan memperkaya diri dengan keilmuan tentang dunia anak-anak.

Benarlah kiranya pesan seorang teman bahwa sesungguhnya ketika menjadi seorang pendidik itu adalah sebuah kecintaan yang teramat besar akan hidup itu sendiri. Bagaimana asyiknya menuntun anak merasakan sejuknya air wudhu, memperkenalkan mereka dengan gerakan sholat, mengeja kata demi kata agar menjadi untaian kalimat yang baik, dan banyak hal dahsyat lain.
~bersambung…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar