Rabu, 17 Juni 2015

Mungkin hari ini tadi adalah mimpi. Perpisahan ini adalah mimpi.

Tapi hari kemarin pun tak urung menjelma menjadi mimpi pula.. kalau perpisahan ini mimpi..berarti pertemuan yang lalu pun juga mimpi.

Baru dimengerti..bahwa kebenaran tinggallah kebenaran saat hati dan pikiran tak mampu mencerna bahwa ia adalah sebuah kebenaran. 

Kebenaran menjadi hampa, menguap begitu saja saat jendela diri telah terkunci rapat. Tak ada lagi kesempatan.

Dan segala yang terjadi..baik mimpi maupun kenyataan..berubah menjadi kenangan yang tak diinginkan kehadirannya. 

Perlahan-lahan kenangan terbunuh bersama tegaknya matahari esok.


Tidak ada lagi mimpi, kebenaran menjadi semu tak berjiwa, kenangan terkubur entah dimana, apalagi harapan.. ia sirna oleh kehangatannya sendiri. 
Perlahan hingga entah.

Tanaman Mati

Tanaman tetiba mati tak bertumbuh lagi. Tak ada angin, tak ada kemarau, tak ada badai yang menerpa.

Sang penanam bertanya-tanya..gerangan apa yang terjadi?

Sekuat hati ia bertahan memupuk kesabaran merawat tanaman itu.

Namun, belum juga bunga berkembang..dedaunannya gugur menyapu gelapnya tanah.

Disusul mengeringnya akar, pertanda kematian batang yang akan segera..

Sang penanam sibuk melihat kembali apa yang telah ia lakukan..

Jangan-jangan saking sayang dan begitu besar harapannya terhadap pertumbuhan tanaman itu..ia malah memupuknya melebihi kadarnya. Atau menyiraminya setiap waktu tanpa mengerti kebutuhan asupan air si tanaman, atau malah membabat habis rerumputan yang tumbuh menemani si tanaman karena khawatir si tanaman berbagi nutrisi yang ia dapat dengan si rumput.

“Hmm, bodoh sekali aku….”, gumam sang Penanam.

“Niatku merawat malah berbalik menjadi upaya membunuhnya secara perlahan…”


Kini tanaman terlanjur mati, kesabaran sang Penanam juga sudah tergerus arus..Perhatian dan fokusnya mengabur entah kemana.

Senin, 12 Mei 2014

Dandelion di sudut kamarku




Tiba tiba ada dandelion tumbuh di sudut kamarku,

Entah mulai kapan ia bersemi, kini batangnya kokoh sekali menopang kelembutan..

Anginlah yang dengan malu malu meniupkan benihnya dan membawanya ke sudut kamar ini..

Dandelionku, kini aku mampu menyebutnya demikian..

Tak ada air yang menyuburkanmu, tak ada pula unsur hara yang terserap untuk kehidupanmu..

Tapi kenapa kau tetap tegak saja bertahan di sudut kamarku?

Selasa, 26 November 2013

aku kamu kita

Nabi bersabda, “Ruh ruh adalah seperti layaknya tentara perang yang disiagakan, maka apabila saling mengenal (saling pengertian dengannya) akan terjalin sebuah hubungan yang harmonis (kekompakan), sedang apabila saling mengingkari maka akan tercerai berai.”

HR. Bukhari-Muslim

Jumat, 22 November 2013

abu #part 2

Saya   : “Ufo, punya temen yang tau trek Merbabu kagak…?”, 
Ufo    : “emang kenapa mbak…?”
Saya   : “Jadi begini, bla..bla..bla… Gimane?”
Ufo    : “…....”

Percakapan singkat senja itu menelurkan keputusan : Oke, kita ke Merbabu. Bismillah J

Horaaai, perasaan seneng, ragu sekaligus khawatir menyatu saat itu. Seneng karena pada akhirnya berhasil mengambil keputusan, ragu dan khawatir karena belum ada persiapan apa pun. Kami bersepakat naik tanggal 9-10 November,biidznillah, berarti detik itu sudah H-4! Beeh, tim belum fix, perkap apalagi.

Mulai dari memastikan tim yang akan berangkat siapa saja. PR buat saya adalah memastikan teman teman saya dari sisa tim awal. Mas Andre fix ikut, Angga fix belum jadi ikut, nah..berarti tinggal Pak Faridl. Segeralah saya mensyen, dan ternyata memang belum rejekinya silaturahim L..Pak Faridl ga dapet tiket untuk pulang saat itu *secara kuliah di Surabaya dan harus balik kalo jadi ikut*. Tinggallah saya dan mas Andre yang tersisa untuk kekeuh ikut..huhu. Selebihnya, tugas si Ufo menghimpun temen-temennya. Terkumpullah 7 orang dengan susah payah *haha, yang ini lebay* : mas Andre, Ufo, Olly, Airin, Asif, Riddo, dan saya! Dan H-1 bergabunglah Ipki menggenapi tim kami. Alhamdulillaah.

Persiapan perkap juga ga kalah kalang kabuut, serba dadakan ngepet pinjem perkap sanah sinih, hahaha. Mau say thanks dulu ah buat mbak Far ma Meri ;) yang rela saya repotin dan dikejar2 buat acara ini, hehe.

Satu lageee, persiapan fisik! Nah, untuk yang ini saya cuma sempet jogging sore doank muterin rektorat kampus, huhu. Pokoknya ngejar banget tuh selama 3 hari maksain waktu buat jogging. Hehe. Bukan kenapa kenapa sih, tapi saya takut aja misal entar ngrepotin temen2 di sana misal fisik saya ga cukup prima untuk pendakian.


>> Hari H..9-10 November..

Alhamdulillaah, jadi juga kami mewujudkan rencana nekat dan mepet ini. Berbekal niat dan upaya yang dioptimalkan, kami berangkat jua. Memilih jalur pendakian via Selo, petualangan penuh peluh dan pasir kami lalui *apelah. Tentang perjalanan ini, saya terlalu beku menuliskannya. Semuanya lekat di pikiran dan menjelma menjadi kenangan sekaligus pembelajaran berharga untuk saya. Maaf, saya belum mampu menguraikannya *nahan nangiis*.

Untuk teman teman yang dengan kerelaan hatinya (semoga J) mau mendaki bersama saya : Mas Andre, Ufo, Olly, Airin, Asif, Riddo, Ipki…saya ucapkan Jazaakumullah Khoyron *beneran ini terharunya, J*

Untuk dek Angga dan Pak Faridl : Oooiiii, semoga ada kesempatan yang lebih baik untuk kembali melanjutkan rencana pendakian lainnya. I’m waiting for it :P



Dan lagi lagi saya teringat sajak kecil ini…

mencintai angin harus menjadi siut  mencintai air harus menjadi ricik mencintai gunung harus menjadi terjal mencintai api harus menjadi jilat mencintai cakrawala harus menebas jarak mencintaiMU (Rabbku)  harus menjelma aku
 
dapat bekal peta ini nih dari basecamp
Selamat Meendakiiiii ^^
ngecamp di Pos IV
jadi semacam siluet yaa..
ada yang tahu, bunga apa ini...?

Sunrise dari Pos IV, hanya berlangsung beberapa menit dan seketika tertutup kabut
semacam negeri di awan...wuuush, subhanallah :3
subhanallah banget euy, sabanna..na..na..na..



masih jauh enggaa.....?

Kamis, 21 November 2013

Merb #part 1

Saya ingin pelan pelan saja menulis kisah ini. Seperti semburat jingga yang perlahan hilang dari kaki bukit ketika kisah ini kita putuskan untuk bermula.

Berhubung saya suka hal-hal detail, maap yak kalo bertele tele  :D*ah, biarin ah…

~P.e.R.s.i.A.p.a.n

#October, 2013

Kayaknya sih bulan itu…saya agak lupa-lupa ingat gitu kapan tepatnya rencana ini berawal. Diawali dengan postingan salah satu adik kelas semasa SMA tentang pendakian, sebut saja namanya Angga *nama tidak disamarkan, haha* Usut punya usut, ternyata dia beserta teman-temannya berencana hendak menjejakkan langkah di Merapi awal November, otomatis lah seketika dengan mata berbinar saya komeng ingin ikut…tapi yaa, apa daya ternyata tanggal pendakian bentrok dengan tanggal pelaksanaan tugas negara *aih, walhasil saya mengurungkan diri belum jadi ikut.

Kemudian kemurungan saya masih berlanjut di kicauan kicauan ringan*memang lebay :D*..dan Angga pun menawarkan sebuah ajakan paling kece kala itu : naek Merbabu! Seketika saya bersemangat kembali. Kicauan kami di jejaring social ternyata menyeret minat teman lain untuk ikut mendaki, sebut saja Pak Faridl *nama juga tidak disamarkan, aaaak* Ya sudah, bertambah lah kebahagiaan kala itu sejalan bertambahnya teman ndaki, hitung hitung sekaligus ajang silaturahim, berhubung kami bertiga selama bertahun tahun cukup berkomunikasi lewat dunia maya, haha. Kan keren tuh ya, kopdarnya di jalur Merbabu :P *sambil bayangin potongan film 5 cm, heuheu*

Ohya, saat itu saya juga berinisiatif mengajak teman kuliah saya yang memang sejak dulu nyidam pengen ndaki. Akhirnya saya mengajak mas Andre dan dia dengan senang hati menyanggupi untuk ikut. Baiklah, ada empat orang di tim awal ini..tinggal ngajak temen temen perempuannya, begitu batin saya kala itu.

Oke, pertengahan November menjadi kesepakatan awal kami kala itu untuk bersiap menuju Merbabu.


#November, 2013
>>Pekan Pertama,,

Siang itu saya sengaja mensyen nama mereka berdua, memanggil sekaligus mengkonfirmasi ulang kepastian rencana pendakian ini. Yah, niatnya mau sekalian mbahas tanggal naiknya juga sih karena belum dapet waktu fix-nya.
Sore hari, Pak Faridl membalas. Intinya, ia akan mengusahakan untuk ikut di tengah kesibukannya yang padat merayap *saya berasa jadi pencuri waktu, hha*. Oke oke, lalu kami menunggu balasan dari Angga. Sehari, dua hari,,dan saya lupa itu kapannya, akhirnya Angga membalas juga dan…

Taraaaaanggg…. dengan berbagai pertimbangan dan prioritas kepentingan, ternyata dia belum jadi ikut membersamai rencana ini. Sempet panik juga sih, secara yang tau treknya itu ya Angga..huhu. Hampir putus asa juga mau melanjutkan rencana ini atau tidak.

Sambil menimbang-nimbang, saya melayangkan pesan singkat ke mas Andre : beneran yakin mau ke Merbabu atau tidak. Dan jawabannya bikin nyesek *apelah. Mas Andre bilang kalau dia sudah persiapan fisik lari 6 km tiap hari. Dhuaar banget, ternyata mas Andre emang niat bener mau ndaki, hiks. Apa mau dikata, mau ga mau saya katakan kondisi yang sebenarnya terjadi. Dan ternyata tidak mematahkan arang semangat mas Andre untuk tetap ke Merbabu.  Okeoke, saya rada tenang hati, haha.

>>Selasa, 5 Nov’13
Saat maen ke tempat adik tingkat, “bip..bip…” ada sms masuk.
Oh, mas Andre. Beberapa detik memahami, emmmm… emmm… emmm… Lawu? Saya tersenyum getir saat itu. Mas Andre menawarkan untuk putar haluan, tidak jadi ke Merbabu tapi ke Lawu karena memang masing masing dari kami masih sangat asing dan tidak paham jalur Merbabu.

Saya putar otak. Ting! Ini adik tingkat kan pernah ke Sindoro, kira kira dia punya teman yang tau trek Merbabu ga yaa..oke, kemudian saya bertanya pada adik tingkat ini, sebut saja namanya Ufo, huahaha maap yang ini nama beken :D

Saya   : “Ufo, punya temen yang tau trek Merbabu kagak…?”,
Ufo    : “emang kenapa mbak…?”
Saya   : “Jadi begini, bla..bla..bla…(saya cerita kayak yang di atas, hehe). Gimane?”
Ufo    : “…....”


*bersambung nih yee


Sabtu, 26 Oktober 2013

63 #IbSin

Ini kehidupan saya selama hampir 63 hari ini. Mostly, saya bersama kehidupan baru saya ini kurang lebih 8 jam dalam sehari. Kenapa selalu diukur dengan data kuantitatif ya? Padahal mereka mulai bersemi di ladang hati saya kini. Dan tak terelakan lagi, saya menjadi kian bawel, galak, dan sok disiplin. Bagaimanapun itu, saya menyimpan rasa dan harapan untuk mereka, dan itu harus ditempuh dengan jalan yang tidak mudah. Maafkan saya teman teman IbSin, saya masih begitu kerdil untuk memahami begitu berharganya kalian.

Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku (QS. Al Ahqof:15) 

Ini saat temen temen putri praktek membuat gunung berapi :)


Aksi temen temen putra


Puding Manis pemberian salah satu temen putri :)


Yang ini barengan sama temen temen putri sehabis olahraga :D